Namun, lagi-lagi ia dibuat kecewa karena adiknya mengaku hamil anaknya Aris sebelum menikah dengan Yusuf tetapi digugurkan olehnya. Hal inilah yang membuat adiknya ditalak oleh Yusuf.
Pada hari kematian sang ibu, Nisa yang tentunya masih dalam kondisi sedih diminta Rani untuk turun ranjang agar ia bisa leluasa berhubungan dengan Aris.
Namun, karena Nisa adalah sosok yang baik hati sehingga berkali-kali disakiti oleh adiknya masih aja memaafkan dan tetap menyayangi adiknya itu.
Hal ini dibenarkan langsung oleh Eliza, ia menyampaikan, Nisa adalah sosok yang baik hati dan selalu berusaha berpikiran positif.
Ia juga menyampaikan, Nisa bisa memaafkan Rani karena hanya tinggal Rani dan Raya satu-satunya anggota keluarganya yang dimilikinya serta hanya Rani yang bisa membantunya menjaga Raya.
Menurut Nisa, film “Ipar Adalah Maut” bisa selesai tetapi biar bagaimanapun hubungannya dengan Rani tidak bisa selesai karena keduanya merupakan saudara kandung (darah lebih kental daripada air).
Diakuinya, Nisa yang asli meminta agar identitas dirinya ditutup, dirahasiakan, jangan sampai ada yang tahu dan Eliza berusaha menjaga hal itu sampai sekarang.
Bahkan, sempat ada yang menawar Nisa untuk keluar mengungkapkan identitasnya yang sebenarnya dan dijanjikan sejumlah uang untuknya tetapi ia tetap teguh untuk tidak ingin mengungkap identitas aslinya ke publik.
Nisa juga mempertanyakan manfaat untuknya jika identitasnya diungkap ke publik yang dirasa tidak ada.
Lebih lanjut, Eliza menyampaikan, sosok Nisa dan Rani yang asli sempat menonton film ini.
Hal ini disampaikan Eliza setelah mendapat kabar dari Nisa yang mengatakan jika adiknya sudah menonton film ini dan ia tidak memberi banyak komentar terkait film ini serta tidak menjelaskan alasannya akhirnya mau menonton film ini.
Eliza lalu menyampaikan, jika Nisa sebelumnya diajaknya untuk menonton film ini tetapi Nisa enggan melakukannya.