Awal mulanya, Nabila menceritakan mengenai awal kisah pilunya yang dimulai dari ayahnya, Tino Karno yang meninggal dunia pada 3, Januari 2001 pada usia 41 tahun karena serangan jantung.
Saat itu dirinya berusia 8 tahun dan artinya, saat itu ia ditinggal sang ayah saat dirinya masih duduk di sekitar bangku Sekolah Dasar (SD).
Luka yang dialami Nabila tak hanya sampai di situ, ia kembali melanjutkan kisah pilu lainnya yang ternyata ditinggal kembali oleh anggota keluarga inti lainnya yakni sang kakak sulung, Netto Yoestino.
Netto Yoestino ternyata merupakan pengguna narkoba dan karena hal inilah Netto meninggal dunia pada usia 27 tahun atau sekitar kurang lebih pada tahun 2005 / 2006.
Baca Juga: Hasil Cek Saldo BLT MRP Rp600 Ribu Hari Ini 18 Juni di Mesin ATM Langsung, Apa Sudah Ada Uang Masuk?
Mengetahui sang anak menggunakan narkoba membuat Endang Yoestina selaku ibu dari Netto sangat stres.
Namun, Endang memilih memendamnya seorang diri karena harus berperan sebagai single parent (ibu tunggal).
Diakui Nabila, saat itu dirinya sedang duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan artinya, saat itu kurang lebih usianya 13 / 14 tahun.
Kemudian, Nabila ditinggal oleh kakak keduanya yang bernama Muhammad Ilham Yoestino.
Kakak keduanya ini sempat terlibat aksi kriminal hingga membuatnya harus mendekam di balik jeruji besi.
Tak ingin sang ibu stres, Nabila pun memutuskan mengeluarkan semua tabungannya agar bisa membebaskan sang kakak.
Namun, sang kakak ternyata tidak jera melakukan tindakan kriminal itu hingga membuatnya kembali mendekam di balik jeruji besi.
Akhirnya, Nabila kembali harus mengeluarkan semua tabungannya sampai habis agar bisa membebaskan sang kakak.
Setelah itu, sang kakak disebut “bandel” karena kembali melakukan tindakan kriminal untuk ketiga kalinya.
Hal inilah yang membuatnya sangat kesal dan ingin bersikap masa bodoh dengan tindakan yang telah dilakukan kakaknya ini.