Hal ini juga sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang lainnya yang isinya adalah sebagai berikut.
“Tidak ada amal yang lebih suci di sisi Allah dan tidak ada yang lebih besar pahalanya daripada kebaikan yang dia kerjakan pada sepuluh hari Idul Adha.” (HR. ad-Daruquthni)
Artinya, Allah menyukai atau mencintai hamba-Nya yang mengerjakan kebaikan pada sepuluh hari Idul Adha. Mencintai juga berarti amal ini lebih utama dilaksanakan pada waktu tersebut dibandingkan dengan hari-hari lainnya. Salah satu amalannya tersebut adalah melaksanakan ini.
Artinya juga, Allah akan membebaskan umat-Nya yang melakukan ini dari siksa api neraka. Hal ini sebagaimana hadis berikut ini.
Selain itu, keutamaan lainnya barang siapa yang melaksanakan ini dan berdoa kepada Allah doanya akan dikabulkan oleh Allah terutama karena pelaksanaannya bersamaan dengan ibadah wukuf yang dilakukan oleh jamaah haji di Padang Arafah.
Keutamaan lainnya adalah mendapatkan pahala berlimpah karena seperti diketahui bahwa setiap amal kebaikan akan diberikan ganjaran pahala.
Keutamaan terakhir adalah seperti puasa dua tahun penuh. Hal ini sebagaimana yang diterangkan dalam hadis berikut ini.
“Barang siapa berpuasa 10 hari, maka untuk setiap harinya seperti puasa sebulan dan untuk puasa seperti hari Tarwiyah seperti puasa setahun, sedangkan untuk puasa hari Arafah seperti puasa dua tahun.” (HR. Ali Al-Muairi, At-Thibbi, Abu Sholeh, dan Ibnu Abbas).
Kapan Puasa Arafah 2024 dilaksanakan?
Sebelumnya, pemerintah telah melaksanakan sidang isbat untuk penentuan awal Zulhijah 1445 H/2024 M di Jakarta pada Jumat (7/6/2024).
Saiful Rahmat Dasuki selaku Wakil Menteri Agama menyampaikan hasil sidang tersebut yaitu 1 Zulhijah jatuh pada Sabtu, 8 Juni 2024 dan 10 Zulhijah atau Idul Adha jatuh pada Senin, 17 Juni 2024. Artinya, ini jatuh pada Minggu, 16 Juni 2024.
Hal ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya karena pada tahun ini baik Nahdlatul Ulama (NU) maupun Muhammadiyah melaksanakan ini bersamaan yaitu pada Minggu (16/6/2024).
Sidang isbat ini juga dihadiri oleh sejumlah Duta Besar negara-negara sahabat, Ketua Komisi VIII DPR RI, Mahkamah Agung (MA), Majelis Ulama Indonesia (MUI), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dan lembaga-lembaga lainnya.
Niat Puasa Arafah
Niat ini tidak jauh berbeda dengan niat puasa Ramadan dan sunah lainnya. Perbedaan hanya terletak pada jenisnya saja. Adapun niat ini adalah sebagai berikut.