Ia juga mencontohkan perolehan suara tinggi di Tempat Pemungutan Suara Luar Negeri (TPSLN) yang tidak terpengaruh oleh bansos.
Menurut Prabowo, program bansos sudah bertahun-tahun dijalankan dan disetujui semua fraksi partai politik di parlemen.
Oleh karena itu, ia menilai tidak masuk akal jika kemenangannya dikaitkan dengan bansos.
Prabowo tercatat memenangi Pilpres 2024 dengan perolehan suara melebihi 58 persen, mengalahkan dua pesaingnya, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.
Ia unggul di 36 dari 38 provinsi di Indonesia.
Meskipun demikian, kemenangannya sempat disengketakan di Mahkamah Konstitusi (MK) dengan salah satu gugatan yang dipersoalkan adalah dugaan politisasi bansos.
Namun, majelis hakim MK menyatakan tidak memiliki cukup bukti untuk membuktikan bahwa bansos pemerintah mempengaruhi pilihan pemilih pada Pilpres 2024.
Prabowo Subianto akhirnya terpilih sebagai Presiden ke-8 Indonesia dengan berbagai faktor yang mendukung, terutama efek dari popularitas Presiden Jokowi dan pengalamannya dalam dua kali Pilpres sebelumnya.
Meskipun demikian, ia tetap tegas membantah bahwa bansos berperan dalam kemenangannya, dengan menekankan bahwa program tersebut adalah hasil kesepakatan jangka panjang yang didukung oleh semua partai politik.***
