Berikut ialah hadisnya;
"Kata Aisyah (istri nabi) usai berhubungan ada dua hal yang dilakukan. Nabi mandi, kadang-kadang berwudhu. Tetapi yang paling sering ialah mandi, adakalanya juga berwudhu, wudhunya itu seperti wudhu shalat, kemudian nabi makan, itu dalam keadaan junub puasanya sah," kata Ustadz Abdul Somad.
UAS kemudian menjelaskan bahwa selain berwudhu yang paling bagus adalah mandi wajib lalu sahur.
Ustadz Abdul Somad juga menuturkan bahwa seluruh ulama sepakat bahwa orang yang junub ketika subuh itu puasanya sah.
Baca Juga: Link Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 51 Kuota Terbatas Kemon Daftar Sekarang Juga!
"Hal yang tidak boleh atau dilarang itu setelah adzan subuh, baru dia berhubungan (menyebabkan dirinya dalam keadaan junub). Na'udzubillah, itu tidak boleh," tegas Ustadz Abdul Somad.
Ustadz Abdul Somad mengungkapkan, apabila seorang yang dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan lalu terbangun dalam keadaan junub setelah subuh, maka puasanya bisa tetap sah dilanjutkan ketika sudah mandi junub.
Kemudian, ketika sedang dalam keadaan junub dan tak sempat mandi karena mendahulukan sahurnya karena akan puasa, maka dari itu usai waktu subuh mandi junub, maka puasanya sah