9 Tradisi Tahun Baru Imlek yang Perlahan Mulai Luntur Seiring dengan Perkembangan Zaman, Apa Saja?

photo author
- Sabtu, 25 Januari 2025 | 06:08 WIB
9 Tradisi Tahun Baru Imlek yang Perlahan Mulai Luntur Seiring dengan Perkembangan Zaman, Apa Saja? (Unsplash/Donny Haryadi)
9 Tradisi Tahun Baru Imlek yang Perlahan Mulai Luntur Seiring dengan Perkembangan Zaman, Apa Saja? (Unsplash/Donny Haryadi)

AYOBOGOR.COM - Tahun Baru Imlek adalah perayaan yang penuh makna bagi masyarakat Tionghoa. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, beberapa tradisi yang dulu kental dengan budaya ini perlahan mulai luntur, terutama di kalangan generasi muda.

Tradisi-tradisi yang dahulu menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Imlek kini mulai memudar. Nah, berikut ini adalah 9 tradisi Tahun Baru Imlek yang mulai hilang seiring berjalannya waktu, dilansir dari topchinatravel.com.

1. Mengusir Dewa Kemiskinan

Pada hari ke-5 Tahun Baru Imlek, masyarakat Tionghoa dulu melakukan tradisi mengusir Dewa Kemiskinan, yang dipercaya dapat membawa kesulitan hidup.

Cara yang dilakukan adalah dengan membuang sampah. Sayangnya, tradisi ini kini semakin jarang dilakukan.

Baca Juga: 7 Jenis Buah yang Dipercaya Bawa Keberuntungan dan Kemakmuran di Tahun Baru Imlek, Apa Saja?

2. Mempersembahkan Korban kepada Dewa Kekayaan

Dahulu, pada hari ke-5 Imlek, orang Tionghoa akan mempersembahkan kurban berupa ayam atau bebek kepada Dewa Kekayaan.

Namun, seiring waktu, tradisi ini hanya bisa ditemui di daerah pedesaan, sementara di kota-kota, orang lebih memilih melakukan ritual yang lebih sederhana.

3. Menyambut Dewa Dapur

Pada hari ke-4 Tahun Baru Imlek, masyarakat Tionghoa menyambut Dewa Dapur yang kembali dari surga.

Mereka menyalakan petasan dan mempersembahkan kurban untuk menyambutnya. Kini, tradisi ini sudah mulai jarang terlihat, terutama di kota besar.

Baca Juga: 8 Jenis Camilan yang Dipercaya Bawa Keberuntungan Saat Tahun Baru Imlek, Cocok Jadi Hadiah!

4. Dilarang Keluar Rumah pada Hari ke-3 Imlek

Menurut cerita rakyat, hari ke-3 Imlek dipercaya sebagai hari yang penuh dengan pertengkaran. Oleh karena itu, orang Tionghoa akan lebih memilih untuk tetap di rumah. Namun, tradisi ini kini sudah semakin terlupakan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Katarina Erlita

Sumber: topchinatravel.com

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X