Mengorok saat Tidur Tak Boleh Diabaikan, Ahli Kesehatan Ingatkan Risiko Serius

photo author
- Selasa, 14 November 2023 | 22:07 WIB
Tidur mengorok ternyata tanda berbahaya bagi kesehatan  (istimewa )
Tidur mengorok ternyata tanda berbahaya bagi kesehatan (istimewa )

AYOBOGOR.COM -- Mendengkur atau mengorok ketika tertidur sering diabaikan oleh sebagian masyarakat.

Namun, Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher di Siloam Hospital Bangka, Roni Januardi Sp.THTBKL, menekankan bahwa kondisi mengorok saat tidur sebaiknya diperiksakan.

Menurutnya, seseorang dengan Body Mass Index (BMI) di atas 30 yang mengorok saat tidur dapat memiliki saturasi oksigen sebanyak 65 persen, yang dapat berbahaya jika terjadi secara terus-menerus, terutama dalam jangka waktu yang panjang.

Baca Juga: Tahukah Kamu, Ini 5 Faktor yang Menyebabkan Diabetes, Salah Satunya Disebabkan Karena Pola Makan

"Tidur sambil mendengkur dapat terjadi karena penyempitan saluran pernapasan atas selama tidur, yang dapat menyebabkan henti nafas (apnea) selama sekitar 10 detik," ungkap Roni Januardi seperti dilansir dari Suara--jaringan Ayobogor.

Keadaan tidur mendengkur perlu diwaspadai jika terjadi setiap kali tidur, karena ini bisa menjadi salah satu gangguan pernapasan saat tidur yang dapat mengakibatkan kesulitan bernapas selama tidur. Hal ini merupakan masalah serius karena dapat meningkatkan kadar karbon dioksida dan menyebabkan kekurangan oksigen pada organ-organ tubuh selama tidur.

Roni Januardi mengingatkan bahwa Obstructive Sleep Apnea (OSA), yaitu sumbatan jalan napas, sangat berbahaya. Menurutnya, tidur mengorok bisa dialami oleh siapa saja, dan beberapa faktor risiko meliputi kelebihan berat badan dengan BMI di atas 25-30, lingkar leher di atas 40 cm, pertambahan usia, jenis kelamin laki-laki, adanya kelainan struktur anatomi saluran pernapasan atas, kebiasaan merokok, penggunaan obat tidur, konsumsi alkohol, serta kelainan anatomi rahang.

Baca Juga: Bagaimana Harus Bersikap saat Menjadi Saksi Perselingkuhan Sesama Rekan Sekantor

Sementara pada anak-anak, tidur mengorok dapat disebabkan oleh pembesaran atau pembengkakan adenoid dan tonsil. Penderita OSA biasanya mengalami kesulitan bernapas, terbangun di malam hari, dan tidur tidak nyenyak.

Gangguan tidur akibat OSA dapat mengakibatkan penurunan kualitas hidup, seperti rasa mengantuk sepanjang hari, penurunan konsentrasi, kelelahan, sakit kepala, kegelisahan, hambatan dalam prestasi belajar atau bekerja, dan peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis yang dapat berujung pada penyakit jantung, diabetes melitus, stroke, dan bahkan penurunan fungsi seksual.

Pertolongan pertama untuk mereka yang mendengkur saat tidur adalah memperbaiki jalan napas dengan mengubah posisi tidur, segera berkonsultasi dengan Dokter Spesialis untuk mengetahui penyebabnya, dan mendapatkan penanganan yang sesuai.

Baca Juga: Butuh Perhatian Ekstra, Cara Mengatasi Jerawat yang Menghitam

Roni Januardi juga menyarankan gaya hidup sehat, seperti tidak merokok, menghindari begadang, mengurangi konsumsi alkohol, mengelola stres, serta menjalani pola makan seimbang dan rutin berolahraga selama 30 menit.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Regi Yanuar Widhia Dinnata

Sumber: Suara

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X