AYOBOGOR.COM - Wali Kota Bogor Bima Arya segera meninggalkan jabatannya, begitu juga dengan wakilnya Dedie A Rachim pada Desember 2024.
Menjelang masa 'purna tugas' tersebut, angka stunting di Kota Bogor masih tercatat ada. Meski begitu, menurut data, terjadi penurunan.
Dari mulanya 2.300 kasus stunting pada anak, kemudian turun dan tinggal menyisakan 1.800 kasus lagi.
Mengingat hal tersebut Pemerintah (Pemkot) Bogor kembali akan melakukan penanganan.
Namun Pemkot Bogor baru akan melakokasikan anggaran lagi melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Bogor tahun 2024.
Dijelaskan Sekretaris Daerah Kota Bogor Syarifah Sofia, angka kasus tersebut tercatat pada Agustus 2023.
Dia juga memastikan, upaya pengentasan angka stunting dilakukan dengan berkolaborasi bersama berbagai pihak, tak terkecuali dengan komunitas-komunitas.
Meskipun terjadi penurunan, namun angka risiko stunting di Kota Bogor lebih besar, yaitu sekitar 20 ribu anak.
Menurut Syarifah, yang dilakukan Pemkot Bogor adalah menurunkan kasusnya terlebih dahulu sehingga tidak mengganggu fase pertumbuhan anak.
"Mengingat waktunya hanya dua tahun, kalau terlambat atau tidak tertangani akan berdampak pada yang lainnya, salah satunya perkembangan otaknya," kata dia, Minggu, menyadur Republika.
Dia pun mengatakan untuk keluarga yang berisiko dengan stunting untuk tidak lagi menambah angka kasusnya.
Karena itu, untuk ibu hamil, calon pengantik, ataupu anak-anak di bawah dua tahun harus sedari awal menerima treatment tertentu.
Syarifah mengatakan dalam penanganannya, pihaknya dibantu oleh ASN yang mengikuti program ASN Penting-Lur.
Setiap bulannya para ASN tersebut menyumbangkan telur 1,5 kilogram bagi anak-anak di Kota Bogor.