Geber Kedatangan Wisatawan Asing ke Indonesia, Kemenparekraf Pakai Strategi 3 G

photo author
- Kamis, 16 Maret 2023 | 14:47 WIB
Strategi 3 G yang diusung Kemenparekraf agar wisatawan asing berbondong-bondong datang ke Indonesia. (Unsplash.com/Artem Beliakin)
Strategi 3 G yang diusung Kemenparekraf agar wisatawan asing berbondong-bondong datang ke Indonesia. (Unsplash.com/Artem Beliakin)

 

AYOBOGOR.COM -- Inilah 3 strategi dari Kemenparekraf untuk mendatangkan wisatawan mancanegara, apa saja? Simak informasinya berikut ini.

Berbeda dengan Taiwan yang menggunakan strategi insentif demi mendatangkan wisatawan mancanegara, Indonesia hanya menggunakan 3 strategi.

Mengusung  konsep kolaboratif marketing, Menparekraf Sandiago Uno menilai  mampu meningkatkan jumlah kunjungan wisman berkualitas tanpa melalui insentif.

Baca Juga: Cara Daftar Loker BUMN 2023 PT KAI Persero, Gaji Rp5,5 Juta

Strategi kolaboratif marketing yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dengan berpatisipasi dalam beberapa event internasional.

Ada sejumlah event intenasioanal yang sedang dijajaki seperti ITB Berlin dan South Asian Travel and Tourism E xchange di india.

Diketahui bahwa melalui event pariwisata tersebut jumlah wisatawan asing di Indonesia di tahun 2022 mengalami kenaikan sebesar 152 persen.

Baca Juga: Ciri-Ciri KPM Dipastikan Gagal Dapat Bansos Pangan Jelang Ramadhan dan Lebaran, Wajib Tahu!

Jumlah ini secara rinci tembus sampai dengan 5,5 juta wisatawan.

Kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif optimis mampu mendatangkan wisatawan mancanegara tanpa menggunakan strategi insentif, melainkan menggunakan strategi 3G ( gercep, geber, gaspol).

“Untuk mendatangkan wisatawan mancanegara, kita sekarang melakukannya melalui konsep 3G (gercep, geber, dan gaspol) dalam konsep kolabopratif marketing," ujar Menparekraf Sandiaga Uno, dikutip dari kanal Youtube Kominfo TV, Kamis (16/3/2023).

Baca Juga: Peresmian SPKLU Bank BTN Bersama GM PLN UID

"Kami mentargetkan dan mendorong peningkatan jumlah wisatawan berkualitas yaitu medal up dan fokus pada produk experience, quality, sustainable, dan luxury tourism yang tidak terlalu membutuhkan insentif” sambugnya.

Pariwisata Indonesia sendiri sedang mencoba bangkit pasca pandemi Covid-19 yang melanda 3 tahun terakhir.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Talhah Lukman Ahmad

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X