Menteri Kelautan Luncurkan Sertifikasi Karantina Ikan Berbasis Android

- Rabu, 19 Februari 2020 | 19:41 WIB
Menteri Kelautan dan Perikanan meluncurkan Mobile Quarantine Services di Aston Hotel and Resort, Komplek Bogor Nirwana Residence (BNR), Kota Bogor, Rabu (19/2/2020). (Ayobogor.com/Husnul Khatimah)
Menteri Kelautan dan Perikanan meluncurkan Mobile Quarantine Services di Aston Hotel and Resort, Komplek Bogor Nirwana Residence (BNR), Kota Bogor, Rabu (19/2/2020). (Ayobogor.com/Husnul Khatimah)

BOGOR TENGAH, AYOBOGOR.COM -- Menteri Kelautan dan Perikanan meluncurkan Mobile Quarantine Services di Aston Hotel and Resort, Komplek Bogor Nirwana Residence (BNR), Kota Bogor, Rabu (19/2/2020).

Aplikasi Mobile Quarantine Services yang dinamai Jendela Informasi Karantina Ikan dan Mutu Penuh Inspirasi serta Pesan (Jesika Imut Pisan) ini ditujukan bagi masyarakat, khususnya pengusaha ikan yang ingin mendapatkan informasi mengenai bisnis perikanan.

Sementara Jendela Informasi Karantina (Jesika) Mobile merupakan layanan untuk proses sertifikasi karantina ikan.

Menteri Kelautan dan Perikanan RI Edhy Prabowo mengatakan, ia menyambut baik diluncurkannya inovasi layanan berbasis android mengenai informasi bisnis perikanan dan proses sertifikasi karantina ikan bagi masyarakat, khususnya para pelaku usaha dibidang perikanan.

Edhy menyebut, Bogor merupakan daerah permulaan diterapkannya layanan Jesika Mobile.

"Kita disini dalam rangka jemput bola, bagaimana KKP melalui BKIPM bisa memberi pelayan secepatnya kepada masyarakat, khususnya pembudidaya ikan hias. Ide ini dimulai dari Bandung dan terus akan kita kembangkan. Di Bogor merupakan daerah permulaan. Jika berhasil, nanti akan kita kembangkan ke seluruh daerah di Indonesia," ujar Edhy.

Sementara itu, Kepala BKIPM Kementerian Kelautan dan Perikanan, Rina menambahkan, penamaan ‘Jesika Imut Pisan’ terdengar sangat akrab dengan keseharian masyarakat Jawa Barat, khususnya Sunda. Hal itu dikarenakan inovasi ini pertama kali diterapkan di Jawa Barat yang telah menyumbangkan 5,66 persen ekspor ikan nasional atau senilai USD 255,31 juta.

"Dengan nama tersebut diharapkan pengguna inovasi lebih tertarik dan ingin tahu isi di dalam inovasi yang dibangun. Sejatinya, tuntutan masyarakat perikanan di era digital saat ini merupakan sebuah keharusan untuk mendapatkan layanan yang efektif dan efisien,” ungkapnya.

Seiring tuntutan perkembangan zaman, Rina, sistem layanan konvensional harus beralih ke digital mengingat koneksi internet sudah masuk ke pedesaan. Inovasi ini memudahkan permohonan sertifikasi kesehatan ikan kepada masyarakat yang melakukan pengiriman ikan dengan menggunakan gadget berbasis android sehingga tidak perlu melakukan permohonan ke kantor layanan.

"Dari segi waktu dan tenaga, masyarakat lebih diuntungkan dengan inovasi Jesika Imut Pisan ini. Aplikasi ini juga difasilitasi dengan konten seperti simulasi tarif dan jasa karantina agar dapat disimulasikan secara mandiri oleh pengguna jasa sebelum melakukan pengiriman ikan," katanya. 

Editor: Ananda Muhammad Firdaus

Tags

Terkini

X