Survei: Lebih 50 Persen Orang Bawa Smartphone ke Toilet

photo author
- Rabu, 2 November 2022 | 13:58 WIB
Survei: Lebih 50 Persen Orang Bawa Smartphone ke Toilet
Survei: Lebih 50 Persen Orang Bawa Smartphone ke Toilet

AYOBOGOR.COM- Sebuah survei baru-baru ini menemukan bahwa 65% orang menggunakan smartphone mereka saat di toilet. Selain itu, sebanyak 9.800 orang yang disurvei dari sepuluh negara melaporkan bahwa scroll media sosial di toilet adalah aktivitas yang biasa.

Perangkat seluler ini telah telah menjadi barang yang cukur erat dengan manusia. Banyak kegunaannya dalam aktifitas sehari—hari misalnya seperti bersosialiasi lewat internet.

Dikutip dari Boldsky, orang Spanyol adalah yang paling mungkin menggunakan smartphone di toilet, dengan 80%, diikuti oleh orang Polandia (73%), Amerika (71%), Australia (62%), Inggris (59%), dan Jerman (55%).

Membaca di toilet sudah ada sejak lama. Ada sebuah penelitian dari 20 tahun lalu yang menemukan bahwa setidaknya seperempat dari populasi membaca buku atau komik di toilet.

Hal ini lebih umum di kalangan pria. Menurut para ahli, kekhawatiran obsesif dan kecemasan atas kehilangan sesuatu (FOMO) dapat menyebabkan penggunaan smartphone yang berlebihan dan perilaku bermasalah dan adiktif.

Menurut survei, orang Lituania (etnis baltik) paling jarang menggunakan media sosial (37,3%). Juga termasuk dalam daftar adalah panggilan atau pesan ke orang lain (29%), memeriksa email di tempat kerja atau alat lain (28%), dan menonton video, film, atau program televisi (26%).

Dampak Penggunaan Media Sosial Berlebihan Penggunaan media sosial oleh remaja juga dapat berfungsi sebagai platform untuk hiburan dan ekspresi diri.

Selain itu, platform media sosial dapat memberikan akses anak-anak ke hal terkini, berinteraksi dengan orang lain, belajar mengenai ragam mata pelajaran, termasuk perilaku sehat.

Penggunaan berlebih dapat berdampak negatif seperti, kurang tidur, mendekatkan pada intimidasi, menyebarkan hoax, pandangan yang tidak realistis tentang kehidupan orang lain, dan tekanan teman sebaya yang bisa mengancam mental health para remaja.

Telah ditunjukkan bahwa remaja yang menggunakan media sosial lebih dari tiga kali sehari lebih mungkin menderita kesehatan mental dan kesejahteraan yang buruk dan sebagai akibatnya mengalami gejala depresi atau kecemasan.

Menurut para ahli, remaja yang memposting konten ke media sosial harus sadar bahwa mereka berisiko pada hal yang mengarah pada viktimisasi, pelecehan, dan bahkan pemerasan. (Fahmi Widjaya)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Husnul Khatimah

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X