Dijelaskan Nonong, SMKN 1 Cibadak menerapkan Model Pembelajaran Teaching Factory (TEFA). Bahkan, sudah mencoba pembelajaran Teaching Industry yang merupakan model pembelajaran bagi SMK berbasis produksi atau jasa yang mengacu pada standar dan prosedur yang berlaku di industri serta dilaksanakan dalam suasana seperti yang terjadi di industri.
"TEFA merupakan pengembangan dari unit produksi yakni penerapan sistem industri mitra pada unit produksi/praktek yang sudah ada di sekolah vokasi," jelasnya
Dengan TEFA, peserta didik dapat belajar dan menguasai keahlian atau keterampilan yang dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar kerja industri sesungguhnya.
Kemudian, produk-produk yang dibuat para peserta didik sebagai proses belajar pun bisa dipasarkan ke masyarakat. Sehingga, hasilnya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan biaya operasional sekolah.
Untuk diketahui, pada tahun 2022, SMKN 1 Cibadak kembali menerima program SMK Pusat Keunggulan Skema Pemadanan Dukungan yang diluncurkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi tahun 2022.
Terkait bermitra dengan industri, SMKN 1 Cibadak telah bekerja sama dengan PT Lemon Indonesia Alam Lestari dan PT Akasha Wira Internasional untuk berinvestasi di sekolah lewat cara pembangunan dua unit produksi yang akan digunakan untuk produksi minuman sari buah lemon dan produk makanan. Selain kerja sama dengan dua perusahaan itu, SMKN 1 Cibadak juga menjalin kerja sama dengan PT Indokopi Makmur Sentosa Tangerang.
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMKN) Jabar Edy Purwanto mengatakan SMKN 1 Cibadak bisa dibilang sebagai miniatur industri yang ada di sekolah. Di mana melalui TEFA yang ada di sekolah tersebut telah menghasilkan berbagai produk unggulan yang dapat diterima oleh pasar.
“Saat ini hanya tinggal memperluas jaringan agar pasarnya lebih luas sehingga nanti industri yang ada di SMKN 1 Cibadak ini terus melakukan perluasan atau ekspansi,” ujar Edy.
Dengan begitu, menurut Edy, SMKN 1 Cibadak tidak hanya dapat menjual produknya kepada mitra industri namun dapat memenuhi permintaan dari mitra-mitra lainnya seperti sekolah yang ada di sekitar. Sebab, SMKN 1 Cibadak juga mampu menyediakan produk untuk dijual kembali oleh yang memesan.
“Seperti produk minuman lemon itu. Itu kan yang beli dapat memesan dengan merek sesuai permintaan. Sehingga kan dapat mengajak Bersama-sama kepada sekolah atau lembaga lainnya, khususnya yang ada di sekitar SMKN 1 Cibadak untuk berwirausaha,” katanya.
Kepala Dinas Pendidikan Jabar Dedi Supandi mengatakan, melalui status SMKN BLUD, ditargetkan kepada sekolah maupun siswa dapat berhubungan langsung dengan mitra industri. Jika sudah terbiasa bersinergi dengan industri maka diharapkan menciptakan kemandirian bagi siswa.
"Tidak lagi lulusan SMK ini hanya kerja di pabrik, tapi bagaimana mereka ini membuka peluang peluang kerja yang sesuai dengan pasar dan industri. Sehingga lulusan SMK BLUD mampu mencetak menjadi konsep wirausaha," kata Dedi.