umum

Menuju Indonesia Emas: MIND ID Dorong Hilirisasi dan Industrialisasi Sebagai Kunci Sukses

Kamis, 23 Januari 2025 | 14:51 WIB

AYOBOGOR.COM - Hilirisasi dan industrialisasi di sektor mineral serta batu bara menjadi prioritas dalam visi Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan Indonesia Emas pada tahun 2045.

Program ini terbukti mampu memberikan dorongan signifikan terhadap ekonomi nasional dan diperkirakan akan menciptakan dampak lebih besar dalam lima tahun mendatang.

Sebagai badan usaha milik negara yang berperan penting dalam sektor pertambangan, MIND ID berkomitmen untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam mineral dan batu bara.

Langkah ini diwujudkan melalui berbagai proyek strategis yang terintegrasi, termasuk pengembangan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) serta sinergi dengan sektor manufaktur domestik.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik, sektor pertambangan dan penggalian mencatatkan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 6,12% pada 2023.

Hingga kuartal ketiga 2024, sektor ini menunjukkan pertumbuhan 5,23% secara year-on-year, berperan sebagai pendorong utama bagi perekonomian Indonesia.

Heri Yusuf, Corporate Secretary MIND ID, mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki potensi sumber daya mineral yang sangat besar.

Jika dimanfaatkan secara optimal melalui hilirisasi, potensi ini akan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Kolaborasi yang lebih erat antara sektor pertambangan dan manufaktur akan mengubah mineral batu bara Indonesia menjadi produk bernilai tambah tinggi seperti baterai kendaraan listrik.

Sebagai bagian dari komitmen tersebut, MIND ID telah mempercepat sejumlah proyek strategis untuk mendukung hilirisasi dan industrialisasi. Salah satunya adalah pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat, yang dijadwalkan memulai produksi pada kuartal pertama 2025. Proyek ini diperkirakan menghasilkan satu juta ton alumina per tahun.

MIND ID juga mengembangkan proyek Smelter Aluminium Baru di Kuala Tanjung, yang dijalankan oleh INALUM dengan kapasitas 600 ribu ton alumina per tahun. Proyek ini menjadi bagian dari upaya memperkuat rantai pasokan aluminium domestik dan mendukung swasembada aluminium di tanah air.

Selain itu, pengembangan Proyek Nikel di Halmahera Timur juga menjadi fokus utama, di mana smelter Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) dengan kapasitas 88 ribu ton per tahun sedang dibangun. Proyek ini juga mencakup pembangunan fasilitas High-Pressure Acid Leach (HPAL) yang diharapkan dapat memproduksi 55 ribu ton Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik.

Tidak hanya itu, MIND ID juga tengah mempersiapkan pembangunan Smelter Tembaga dan Precious Metal Refinery (PMR) di Gresik, Jawa Timur, yang direncanakan mulai beroperasi pada akhir kuartal ketiga 2025. Proyek ini diharapkan menjadi pusat pengolahan tembaga dan logam mulia terbesar di Indonesia.

Melalui proyek-proyek ini, MIND ID berharap Indonesia dapat meningkatkan kapasitas produksinya dalam menyediakan bahan baku mineral bagi industri manufaktur domestik. Heri Yusuf menekankan bahwa MIND ID membuka peluang kolaborasi dengan seluruh pelaku industri manufaktur untuk mengolah lebih lanjut bahan baku mineral, menciptakan nilai tambah, dan memperbesar dampak ekonomi bagi negara.

Dengan dukungan penuh dari pemerintah dan kolaborasi berbagai sektor, Indonesia diharapkan dapat menjadi pemain utama dalam industri mineral global. Hal ini menjadi langkah strategis yang membawa negara ini lebih dekat menuju cita-cita Indonesia Emas pada 2045.

Tags

Terkini