AYOBOGOR.COM - Dalam rangka memperingati Hari Literasi Internasional dan Hari Kelahiran Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam, Majalah Mata Air kembali mengadakan Lomba Baca Sirah Nabi bertajuk “Semua Membacanya 2024”.
Memasuki tahun kelimanya, Majalah Mata Air menyediakan total hadiah sebesar 75 juta rupiah, mengajak kita untuk meninggalkan sejenak smartphone dan beralih ke buku-buku yang berharga.
Salah satu buku yang diangkat dalam acara ini adalah Jalan Nabi 2, yang merupakan lanjutan dari buku yang ditampilkan pada Semua Membacanya 2023.
Jalan Nabi 2 adalah hasil kolaborasi antara penulis ternama A. Fuadi, akademisi dr. Ahmad Fuady, Ph.D, penulis Teladan Kebahagiaan dari Rumah Tangga Kenabian Ahmad Husain Fahasbu, serta Astri Katrini Alafta, Pimpinan Redaksi Majalah Mata Air, dan tim dari jalannabi.id.
Buku ini terbagi menjadi tiga bagian:
- Dakwah Periode Makkah
- Para Sahabat Nabi
- Refleksi Jalan Nabi
Di bagian pertama, pembaca akan diajak merenungkan hari-hari awal ketika Nabi Muhammad diangkat sebagai utusan Allah.
Baca Juga: Contoh Soal TIU Pola Bilangan untuk Persiapan Ujian SKD CPNS 2024, Simak Pembahasan dan Jawabannya!
Narasi di bagian ini mengajak kita menyusuri jejak langkah menuju Gua Hira, tempat pertemuan pertama Rasulullah dengan Malaikat Jibril.
Selanjutnya, kita akan melihat siapa saja yang menerima berita kenabian ini dan bagaimana tanggapan mereka, serta bagaimana momen tersebut menjadi fondasi bagi para pahlawan akhlak yang perjuangannya abadi hingga saat ini.
Bagian kedua menampilkan profil sahabat Nabi, termasuk Sayidina Abu Bakar dan Sayidina Abu Ubaidah bin Jarrah.
Selain itu, kita juga akan mengenal Zaid bin Tsabit, seorang pemuda yang memilih tinggal bersama Nabi daripada pulang ke rumah, menjadi pelindung Rasulullah dari serangan masyarakat Thaif yang belum memahami esensi risalah beliau.
Baca Juga: Gempa yang Guncang Bandung dan Garut hampir Bersamaan Akibatkan Kerusakan Bangunan, Ini Catatan BMKG
Di bagian ketiga, mirip dengan Jalan Nabi 1, pembaca diajak untuk mengkaji naskah hadis dan sirah, mengaitkannya dengan konteks kehidupan modern.