AYOBOGOR.COM - Gerakan boikot Israel semakin berkecamuk seiring dengan meledaknya konflik antara Israel dan Palestina. Melihat kondisi tersebut, Titan Tyra menyampaikan pesan bijak agar gerakan itu tidak salah sasaran.
Belakangan ini publik dibuat geram dengan aksi Israel yang menyerang wilayah Rafah di Gaza Selatan. Sampai-sampai postingan tentang "All Eyes On Rafah" menjadi viral di media sosial.
Terkait dengan hal itu, gerakan boikot produk Israel kembali menggelora. Titan Tyra selaku influencer yang memiliki banyak followers memberanikan diri untuk menyuarakan pendapatnya tentang gerakan boikot Israel.
"Sebelumnya minta maaf jika ada kesalahan, saya di sini juga sedang belajar dan riset, bukankah itu tujuan diskusi? Saya berasa banyak influencer takut speak up mungkin karena takut salah penggunaan kata, karena kalau salah langkah dikit, dihujat dan di cancel," tulis Titan.
Menurut influencer yang memiliki 802 ribu followers itu, aksi boikot produk Israel memang bisa membantu warga Palestina, tetapi masih dibutuhkan riset yang mendalam agar tidak salah sasaran.
"Karena saya baca dari web @bdsnationalcommittee yaitu movement di Palestina yang memulai gerakan boikot ini. Kata mereka, kita harus secara stategis boikot kepada sejumlah kecil perusahaan untuk mendapatkan dampak yang maksimal," kata Titan Tyra.
"Justru daftar perusahaan yang sangat panjang, yang menjadi viral di media sosial justru melakukan hal yang sebaiknya. Daftar tersebut mencakup ratusan perusahaan, banyak yang tidak memiliki bukti kredibel tentang hubungan mereka dengan rezim Israel," sambungnya lagi.
Sementara itu, BDS Movement sendiri telah merilis daftar perusahaan yang mengambil keuntungan dari genosida. Titan Tyra merasa tidak realistis jika gerakan boikot Israel dilakukan secara membabi buta.
"Seperti google, google maps, waze, konon katanya ada sangkut pautnya. Atau kalau mau boikot yang dari negara Israel harus boikot juga dong semua komputer dan HP, karena chipset HP juga dibuat di Israel. Dan harus harus boikot riset kanker yang sedang dijalankan di Ariel University juga," ujarnya.
"Aku pribadi juga sebisanya boikot yang udah pasti duitnya dipakai untuk support genosida, maka setiap individu punya tanggung jawab masing-masing untuk riset kenapa sebuah perusahaan diboikot dan fakta di baliknya, tidak hanya terima informasi dari medsos mentah-mentah."
"Saya mengakhiri pesan ini dengan mengingatkan semua orang bahwa kita semua mungkin mencoba dengan cara kita sendiri. Saya pribadi mendonasi, berdoa, dan postingan beberapa bulan ini. Ada juga yang posting tanpa donasi, intinya ayo semangatin teman-teman di Indonesia dengan cara positif bukan dengan cara caci maki," pungkasnya.
Baca Juga: Bansos BPNT Mei-Juni 2024 Cair Lewat KKS BRI Hari Ini, Benarkah? Cek Faktanya!