AYOBOGOR.COM - Seiring dengan memanasnya konflik Israel dan Hizbullah Kementrian Luar Negiri (Kemenlu) melarang Warga Negara Indonesia (WNI) bepergian ke kawasan Lebanon, Iran, dan Israel.
Secara resmi imbauan ini dikeluarkan Kemenlu setelah petinggi Hamas Ismail Haniyeh terbunuh di Iran Rabu (31/7/2024).
Dilansir dari berbagai informasi bahwa Kemenlu mengimbau kepada WNI untuk tidak melakukan bepergian ke Israel, Lebanon, dan Iran untuk sementara waktu.
Imbauan ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kejadian yang tidak diharapkan manakala ada WNI yang bepergian ke kawasan tersebut.
Dikutip dari laman Youtube kompas.com, khusu di Lebanon Kemenlu mengimbau WNI yang ada disana untuk segera meninggalkan tempat tersebut.
Kemenlu juga menyertakan Hotline agar WNI dengan segera mendapatkan bantuan jika terjadi sesuatu yang genting. Bagi WNI yang membutuhkan bantuan dapat menghubungi Hotline berikut ini:
- KBRI Beirut: +961 7 0817 310
- KBRI Teheran: +989 0 2466 8889
- KBRI Amman: +962 7 7915 0407
- Direktorat Pelindungan WNI: +62 812 9007 0027
Baca Juga: Kabar Baik, Menpan RB Sebut 1,2 Juta Formasi Akan Dibuka dalam Rekrutmen CPNS 2024
Dikabarkan, bahwa berbagai negara di dunia, termasuk Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Prancis, telah meminta warga negara mereka untuk segera meninggalkan Lebanon.
Imbauan ini dikeluarkan sebab meningkatnya ketegangan di Timur Tengah menyusul pembunuhan kepala politik Hamas dan kepala militer Hizbullah dalam waktu berdekatan. Perlu diketahui Hamas merupakan gerakan Islam Sunni dan nasionalisme Palestina.
Hamas ini menentang pendudukan Zionis di wilayah Paletina. Gerakan ini percaya bahwa kebangkitan mereka adalah titik masuk utama untuk tujuannya membebaskan seluruh Palestina.
Sementara Hizbullah merupakan partai politik, atau organisasi politik dan paramiliter dari kelompok Pejuang Islam yang didirikan pada tahun 1982 dan terletak di Lebanon.
Baca Juga: Pencairan PKH BPNT Semakin Merata Fix Tarik Saldo KKS di Daerah ini, Apakah Daerah Anda Termasuk?
Kelompok ini secara rutin berselisih dengan Israel dan menentang pengaruh barat di Lebanon, dan yang paling baru adalah terlibat dalam perang saudara di Suriah sebagai pendukung pemerintah Assad.